Label 1

Budaya Yang Tersingkirkan, Kentongan Desa Ngrejeng Berusia 89 Tahun

KIM Citro Rejo -Kentongan yang kita kenal adalah alat Komonikasi yang multi fungsi warisan budaya  zaman dahulu yang sekarang telah tersingkirkan oleh perkembangan zaman dan teknologi.
Kentongan sebagai warisan budaya perlu dijaga keberadaanya. di Desa Ngrejeng masih terdapat warisan budaya kentongan yang dilestarikan. Saat ini Kentongan di Desa Ngrejeng telah berumur  89 tahun.) Terbuat pada tahun 1926.

Zaman dahulu Kentongan ini mempunyai peran penting sebagai alat komunikasi yang multi fungsi masyarakat Desa Ngrejeng.
Kentongan sebagai wahana penyampain pengumuman dan sebagai penanda waktu serta sebagai alarm tanda bahaya.
Kentongan berirama titir itu biasanya dipakai untuk memperingatkan masyarakat akan adanya bahaya, seperti ada kejadian kejahatan pencurian, kebakaran, kebanjiran, bencana alam.
Sedangkan jika terjadi peristiwa perampokan maka kentongan dipukul dengan irama empat-empat secara terus menerus. Irama empat-empat itu artinya kentongan dipukul sebanyak empat kali berturut-turut, lalu diselingi jeda sebentar, kemudian dipukul empat kali berturut-turut. demikian terus berulang-ulang.
Sedangkan jika terjadi pencurian maka kentongan dipukul dengan irama tiga-tiga, dan apabila hanya ada orang yang di curigai dengan irama dua-dua.

Selain itu, kentongan ini juga difungsikan untuk mengumpulkan massa. Orang-orang yang mendengar suara kentongan itu lalu bergegas berkumpul di tempat asal bunyi kentongan itu untuk mendengarkan sebuah berita atau pengumuman.

Sekarang kentongan yang terdapat dibalai Desa Ngrejeng tak ada lagi terdengar suaranya. kentongan dianggap ketinggalan zaman. ini sebenarnya masih cukup efektif untuk kembali dimasyarakatkan.
Media yang murah dan efektif. Bila dbunyiikan kentongan ini, di malam hari dapat mencapai radius jarak hampir satu kilometer dari asal bunyinya. Jika dibunyikan secara estafet yang saling sahut-menyahut, maka memadai untuk menjangkau satu wilayah desa.

Kentongan ini biaya pengadaannya murah dan mudah, dan perawatannya juga murah dan sederhana.
Pelaksanaan pembangunan jaringannya juga teramat sangat cepat dan mudah, cukup digantungkan di pos-pos ronda kamling dan teras rumah penduduk. Juga tak memerlukan keahlian khusus untuk mengoperasikannya.

Serta pengoperasiannya juga tak tergantung keadaan pasokan catu daya listrik. Pada saat listrik padam pun, kentongan masih bisa difungsikan secara optimal sebagaimana fungsi maksimalnya.
sebenarnya pembudayaan kembali penggunaan kentongan ini juga selaras dengan perkuatan ekonomi nasional.

Sebab, pembuatan peralatan kentongan ini tak memerlukan teknologi canggih. Sehingga, bisa dipakai untuk menggalakkan pemakaian hasil produksi dalam negeri.

Maklum sekarang jamanya sudah Serba Teknologi. Adakah pemerintah mempertimbangkan soal itu ?. ( KIMCr)

Post a Comment

0 Comments