Label 1

Bridget Ginty, akui warga Indonesia lebih kuat memegang kebudayaan tradisionalnya


KIM Citrorejo - Bridget Ginty, relawan pendidikan dari  Amerika Serikat, berbagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan Amerika dengan para pemuda desa di acara Kenduri Langit Tobo, yang diadakan di Balai Desa Sedah Kidul, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro.Minggu ,(7/6/2015)

Bridget Ginty, lulusan Hubungan Internasional George Washington Amerika Serikat, selama dua tahun ini mengajar Bahasa Inggris di SMK Negeri Purwosari. Ia bercerita tentang kebudayaan Amerika yang banyak dipengaruhi oleh para pendatang. “Orang Amerika itu beragam,” ujar Bridget saat bercerita dihadapan  pada peserta Kajian tersebut.

Mengenai kehidupan keluarga, kata dia, di Indonesia dengan di Amerika tidak jauh berbeda. Kalau di Indonesia ada budaya mudik setiap kali lebaran, maka di Amerika juga ada budaya merayakan Natal dengan berkumpul dengan keluarga di kampung halaman. “Tetapi memang saya akui warga di Indonesia lebih kuat memegang kebudayaan tradisionalnya ketimbang di Amerika. Saya lihat di Indonesia perayaan tradisional selalu diadakan pada saat-saat tertentu dan diikuti banyak orang,” ujarnya.

Salah satu pemuda dari Desa Purwosari, Arif Rahmanto, 28, sempat menanyakan mengenai hubungan anak dan orang tua di Amerika. Sebab, setahu dia anak-anak di Amerika sudah harus berpisah dengan orang tuanya pada saat umur tertentu.

Menanggapi pertanyaan itu, Bridget mengatakan, memang pada usia menginjak 18 tahun, anak-anak di Amerika biasanya sudah berpisah dengan orang tuanya. Ia sudah tinggal sendiri, bukan di rumah orang tuanya. Tetapi, kata dia, tidak semuanya seperti itu.  “Saya sampai kuliah sarjana masih dibiayai orang tua. Tetapi, saat melanjutkan sekolah lagi di strata dua saya sudah membiayai sendiri. Saya rasa ini hampir sama dengan di Indonesia,” tuturnya.

Sampai pada akhir acara Para pemuda desa yang mengikuti kajian bertema mengenal kebudayaan Amerika ini cukup antusias.(KIMCr)

Post a Comment

0 Comments